Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Atur Kebiasaan Anda, Agar Maag Tak Kembali Menyerang

Gambar
Atur Kebiasaan Anda, Agar Maag Tak Kembali Menyerang        Penyakit maag seringkali menghambat setiap aktifitas kita. Terlebih jika gejalanya kembali kambuh setelah nyeri yang berkepanjangan. Maka atur kebiasaan anda agar maag tak kembali menyerang! ( Sumber: Pixabay)         Gastritis  atau maag sebenarnya adalah peradangan yang disebabkan oleh meningkatnya asam lambung.  Hal ini dapat menimbulkan luka pada dinding lambung yang mengakibatkan nyeri di ulu hati yang disertai mual dan panas di bagian bawah dada. Jika serangan maag sering terjadi maka akan berdampak pada gangguan organ pencernaan lainnya seperti esophagus dan usus kecil. Hal ini dapat diatasi dengan mengatur kebiasaan anda sejak dini . Simak ulasannya berikut! 1. Rutin Konsumsi Air Hangat      Mengkonsumsi air hangat secara rutin setiap pagi dipercaya mampu membersihkan sisa racun di dalam tubuh anda. Sebaiknya minumlah air hangat tepat setelah anda bangun tidur ketika perut masih dalam k

Elegi Dalam Sunyi

Permohonan Seorang Hamba NR_96 Segenap duka memayungiku Mengurai tangis yang tak teredam Sesak yang kian mendera jiwa Menghunus pilu di setiap kepingan kalbu Habis sudah pelitaku Hilang tertelan buana ilusi Yang kian berkomplot dengan nafsu Tuhan.... kemana lagi 'kan  kudapati? Secercah cahaya penuh makna Yang kian berpendar menggelayuti jiwa Oh, insan yang malang Nurani kini telah lama mati Terbungkam diam tak tertanam Terpaut duri di sekujur badan Duhai, Sang Massa Adakah kau sedia kembali Untuk sekadar memetik cerita Pada sesal yang tak bertampuk Pada hari yang nyaris terhenti Kutitipkan senganggam permohonan Pada Sang Penguasa Bumi Adakah bagiku sebuah kesempatan? Untuk sekadar memetik asa di keheningan malam Duhai Pencipta diri ini Sungguh raga ini telah renta Bersimpuh sujud di hadapanMu Dengan penuh harap dan segala keluh Agar riwayatnya tak lagi rapuh Garut, 22 Oktober 2018

Kumpulan Puisi_Selalu Terkenang

Teruntuk gadis kecilku, semoga Allah sentiasa bersamamu :') Selalu Terkenang NR_96 Rinai senja kian memayungiku Meretas rindu di sela sela masa Keteduhan kian menjamu sendu Riuh tersiar kesegala penjuru Masih bisakah aku mengingatmu? Untuk sesaat aku tersadar Bayangmu kini tak lagi hadir Melipur di setiap suka jua dukaku Hanya potretmu yang kian terbujur Kian lusuh termakan waktu Aroma afeksi  berhembus menjelma candu Serupa bayu yang hantarkan haru Layaknya gradasi yang hidupkan imaji Menggugah intuisi dalam sederet ilusi Izinkan aku sejenak bersyair Untuk sekadar membuka kekata Perihal kisah insan sehati Terhalau buana tak bertepi Terpaut takdir Sang Maha Pasti Selaksa aroma kasturi berpadu filantropi Mengilhamkan syahdu ditengah nuansa pagi Elok nyiur mendayu merona biru Biaskan nada dari bilik nestapa Selintas saja sketsa memori Lantunkan gita di seputaran kalbu Memantik hati dwi betari Indah jenama me

Akrostik_Selamat Pagi

Selamat Pagi NR_96 Sehangat Surya, lembut menyapa Elok pancarkan binar Keagungan Lafadzkan syukur, tak terukur Atas karuniaNya yang Maha Indah Murni embun, meniti hari Alirkan sejuk dalam jasmani Terlepaslah dahaga hati Puing puing memori pun kini berganti Aromakan rasa yang kian merekah Gemakan hasrat tuk sebuah asa Inilah pagi yang sempurna Garut, 2 Maret 2019

Kumpulan Puisi_Sajak Diri

Sajak Diri NR_96 Eka jenama menelusuk sukma Melukis tapak tak beramerta Segenap luka jua nestapa Bersimbur tabir raut berbunga Buana bukan membuayai Lantaran masa yang mengendarai Melikut di balik kefanaan Memapah diri yang berangan-angan Tak perlu lagi padamkan angkara Jemari saja nyaris kepayahan Bak jelaga yang kian menyala-nyala Melembai kesan tak berkesudahan Tak guna bersusah hati Cukup kau tanam sajakku ini Baris aksara yang miskin arti Semoga engkau sedia memaknai Garut, 26 September 2018

Akrostik_Segenggang Kenangan

Segenggam Kenangan NR_96 Namamu terpatri dalam nalar Uraikan rindu menjelma qalbu Rinai bependar dikala senja Utas kasih yang tak berdalih Lantas tuturmu mengusir pilu Fana tak semestinya merajai Ikatan hati yang tak terganti Terpaut masa yang tak menentu Redamkan rima tak berpadu Ilustrasiku kian mengakar Abaikan nyata dalam samar Nyaris tepancar menembus bilik Ingkari hati yang terlupai Halaman ini tak pernah hampa Adalah engkau sebagai perias Netra tak henti tuk mengagumi Iringi diksi yang mewarnai Fantasi berpendar menjelma fajar Abadikanmu dalam memori Hiasi sukma kaka sendiri Garut, 2 oktober 2018

Kumpulan Puisi_Anak Jalanan

Anak Jalanan NR_96 Langit semakin pekat Bercampur debu jalanan Langkah kecil kian tertatih Menghadang kepulan asap Wajah itu tak pernah hilang Hanyut di tengah keramaian Meski caci kian mengiris Semangatnya tak pernah menipis “Kami Pasukan Pemberani” Serunya tanpa henti Di hadapan kawanan berseragam Sesekali mereka bersembunyi Sungguh lucu memang Kadang tertawa sendiri Mengapa harus berlari? Jika  untuk mencari sesuap nasi “Kami Pasukan Pemimpi” Untuk apa menyerah? Kami pun berhak berjuang Walau demi diri sendiri Sekali satu celah tertutup Maka seribu jalan akan terbuka Dengan senjata sederhana Langkah ini tak pernah habis Kami bukan sampah Hanya kalangan terbuang Dari ampas keserakahan Yang terhempas ke jalanan Kami bukan pengganggu Hanya sebagian insan Yang berjuang meniti asa Di kehidupan metropolitan Garut, 17 November 2017